Kerja Keras Seorang Ayah Dalam Mempertahankan Hak Asuh Sang Anak

Jika ditanya mengenai sebuah film drama keluarga terbaik, bisa dikatakan film ini adalah salah satu jawabannya. Film ini bukanlah sebuah cerita petualangan keluarga yang sekedar menghibur, tetapi sebuah kisah yang bercerita tentang mempertahankan sebuah hak asuh.

Film yang disutradarai oleh Robert Benton, yang akhirnya memberinya sebuah piala Oscar atas hasil kerja kerasnya dalam film ini, terkesan sangat unik. Lihat saja judulnya. Yah, ini berkisah tentang sepasang suami istri, yang tanpa alasan jelas tiba-tiba berpisah. Suatu hari, Joanna Kramer, yang diperankan oleh Meryl Streep, memutuskan untuk meninggalkan keluarga kecilnya tanpa sebuah alasan yang jelas. Ia merasa sebuah kehampaan, namun hanya didalam dirinya. Padahal saat itu, suaminya, Ted Kramer, yang diperankan oleh Dustin Hoffman, baru saja mendapatkan promosi pada pekerjaannya. Dengan niat untuk memberi kejutan pada keluarganya, Ted malah mendapatkan hal yang sebaliknya.

Dengan perginya Joanna, membuat Ted harus bekerja sekaligus merawat anak mereka satu-satunya, Billy, yang diperankan oleh Justin Henry. Ted yang merupakan seseorang yang workaholic menjadi sangat terganggu dengan situasi yang sedang menimpanya. Ia harus mengantar dan menjemput Billy ke sekolah setiap hari, sedangkan di kantornya Ia dituntut lebih tinggi akan pekerjaannya.  Joanna yang tidak memberi kabar, maupun telepon, seakan telah bebas dari sangkarnya. Sedangkan Ia, harus menghadapi segala kerumitan yang ada didepannya.

Salah satu adegan yang menarik di dalam film ini adalah ketika Ted harus bangun pagi sebagai bapak rumah tangga, dan dengan penuh emosinya dituangkan saat membuat French Toast. Dengan berusaha untuk menarik perhatian dari Billy, Ia berusaha mempratekkan pembuatan French Toast. Herannya, Billy disini lebih tenang dan berusaha menenangkan Ted, sebab ternyata Ialah yang lebih mengerti dalam membuat French Toast, seperti yang dilakukan Joanna sehari-hari.

Sulitnya untuk bekerja sambil mengurus Billy, membuat Ia harus berulang kali mendapat teguran dari si Bos. Suatu hari, Joanna, mengirimkannya sebuah permintaan untuk bercerai. Sahabat mereka yang juga satu apartemen, Margaret Phelps, diperankan oleh Jane Alexander,  selalu memberi perhatian kepada Ted. Ia yang juga baru bercerai dari suaminya, Charley, merasa memiliki perasaan yang sama dengan apa yang dialami Ted.

 Suatu hari, Ted dan Billy bermain di taman. Disana mereka juga bertemu dengan Margaret. Saat Ted sedang asik berbicara dengan Margaret, tiba-tiba Billy harus jatuh dan membuatnya Ia terluka. Adegan disini sangat menyentuh bagi saya. Ted langsung menggendong Billy yang terluka. Ia pun histeris, tetapi Ia berusaha untuk menenangkan dirinya dan Billy. Alhasil, Billy berhasil mendapatkan perawatan sekaligus operasi kecil dari dokter. Yang menarik, adalah saat Ted berusaha untuk menenangkan Billy yang menahan sakit saat mendapatkan sebuah operasi kecil.

Akhirnya setelah adanya tuntutan perceraian dari Istrinya, Ted harus tertimpa sebuah masalah lagi. Joanna menuntut hak asuh dari Billy. Sedangkan Ia, yang dengan sulitnya merawat Billy, tidak rela untuk melepaskan anak satu-satunya itu. Dengan bantuan seorang pengacara, dan dengan biaya yang cukup mahal, Ia berani korbankan hanya untuk mengamankan hak asuh tersebut. Sayang, beberapa lama kemudian Ia dipecat dari pekerjaannya, dengan alasan tidak bisa memfokuskan dirinya pada pekerjaan seperti dulu.

Hal ini membuat posisi Ted menjadi semakin terjepit. Dengan waktu sidang yang semakin sempit, Ia harus mendapatkan sebuah pekerjaan, hanya demi meyakinkan Hakim bahwa Ia layak mengurus Billy. Dengan usahanya yang gigih, akhirnya Ia mendapatkan sebuah pekerjaan. Walaupun dengan posisi dan gaji yang lebih rendah, Ia harus dapat meyakinkan Hakim pada sidang nanti.

Begitupun dengan Billy, sangat sulit baginya untuk memilih tinggal bersama Ayah atau Ibunya. Merasa sakit hati karena ditinggal oleh Sang Ibu, dan merasakan kasih sayang yang utuh dari Sang Ayah, itulah yang Ia rasakan sekarang. Persidangan pun akhirnya terlaksana, dan Ted kalah. Hak asuh akhirnya dimiliki oleh Joanna.

Pada hari penjemputan Billy dari Apartemen Ted, kedua pemain, Hoffman dan Henry memberikan sebuah pandangan yang memiliki arti sangat dalam. Keduanya harus berpisah, saling menatap, dan seperti berusaha untuk menahan tangis. Ketika Joanna datang, Ia menelepon Ted untuk bertemu dengannya di lobby. Film ini memberikan sebuah ending yang mengejutkan, dimana Joanna sadar bahwa Ia merasa Billy telah tinggal di rumahnya, dan batal untuk menjemputnya.

Film ini diangkat dari sebuah novel dengan judul yang sama karangan Avery Corman. Sukses dalam ajang Academy Award, berhasil mendapatkan lima dari sembilan nominasi yang didapat, diantaranya Best Picture, Best Director (Robert Benton), Best Actor (Dustin Hoffman), Best Supporting Actress (Meryl Streep), dan Best Adapted Screenplay (Robert Benton). Film ini juga memecahkan sebuah rekor Oscar, dimana Justin Henry, yang berperan sebagai Billy dalam film ini, sebagai actor dalam usia termuda yang masuk ke dalam nominasi Oscar dalam usia 8 tahun. Henry mendapatkan nominasi sebagai Best Supporting Actor, yang kemudian dimenangkan oleh Melvyn Douglas dalam “Being There.” Selain itu, Jane Alexander, juga mendapat sebuah nominasi yang akhirnya dimenangkan oleh Streep.

Film drama ini tidak memberikan sebuah kisah yang rumit. Tetapi menawarkan sebuah kisah yang mudah dicerna, yang sering terjadi di kehidupan sehari-hari,  namun memberikan sesuatu yang sangat menyentuh. Penjiwaan yang sangat kuat oleh actor dan aktris dalam film ini, mampu memberikan mereka sebuah nominasi dan piala Oscar. Lihat saja aksi mereka dalam film ini, begitu menguasai peran mereka masing-masing dengan sangat amat baik.

“Kramer vs Kramer” adalah salah satu film terbaik dalam genrenya. Menyaksikan drama klasik tahun 1979 ini, seperti melihat realita disekitar kita. Sebuah masterpiece yang tidak hanya mengandalkan kekuatan cerita yang dimilikinya, tetapi juga penghayatan kuat dalam menjiwai karakter-karakternya seperti yang diperlihatkan para pemainnya di film ini. Menyaksikan film ini tidak akan membuat Anda bosan, tetapi akan memberikan sesuatu yang cukup bermakna tentang sebuah pelajaran berharga mengenai hidup.

cinejour.wordpress.com

Golden Ticket

Very Good

Very Good

Satu tanggapan »

  1. alyano berkata:

    tapi kok dispoilerin kakak pas ngasih sinopsis?? hiks

  2. Nugros C berkata:

    hihi…yang aneh ni film dinilai PG 13 tapi kug ada adegan si Justin Henry ktemu tante2 naked??

    but filmnya emang bagus–dan adegan ruang sidang..bner2 menyentak ^^,nice review

Mohon komentarnya, setelah membaca posting ini.. :)